
Samantha Project, brand fashion asal Balikpapan berkolaborasi dengan komunitas Anak Muda Balikpapan (AMB) menggelar trunkshow “Percik”, Jumat (21/8/2020) . Ini merupakan rangkaian pembukaan The Eatnic, foodcourt baru di mal Plaza Balikpapan.
Acara yang dipersembahkan Bank Indonesia Balikpapan dan digarap oleh “Ngrencangi”—event organizer yang kerap menghandle acara anak muda–tersebut menampilkan 10 model remaja AMB boys and girls. Lima cowok dan dan lima cewek. Mereka memakai busana berbahan kain katun putih yang bercorak percikan warna-warni.
Dua orang di antaranya mengenakan topi (bucket head) yang juga diperciki warna. Beberapa dari mereka mengenakan kaus kaki yang juga diperciki warna serupa. Warna-warni yang simpel, tapi terasa cukup colorful, dan nampak “cool”. Ini yaks klipnya trunkshow.
Trunkshow ini singkat, hanya sekitar 10 menit. Mereka berkeliling areal foodcourt The Eatnic yang berada di lantai 3 mal tersebut. Sesi manekin menjadi akhir gelaran trunskhow, dan para pengunjung juga tamu undangan bisa melihat mereka lebih dekat.
Konsep trunkshow seperti ini termasuk baru di Balikpapan. Samantha Project sebelumnya juga mengawali konsep baru saat menggulirkan “Tatag Lanang”, gelaran fashion runway, pertengahan November 2019 lalu. Acara itu bertempat di Borneo Bay Park yang juga di Plaza Balikpapan.
“Tema Percik adalah tentang baju rumahan yang terinspirasi dari kondisi di rumah gegara pandemi Corona. Di rumah terus, lama-lama bosen. Jadi, ya pengin bikin baju colorful yang bisa dipakai seperti kita dress up (dandan) saat mau ke luar,” kata Martha Nalurita, desainer yang juga owner Samantha Project.
Memakai baju “Percik” ibaratnya sudah seperti dandan. Baju-baju ini, menurut dua, nyaman sebagai baju pergi asal bisa me-mix and match. Jadi, fleksibel pemakaiannya. Secara garis besar, baju-baju desain Samantha Project memang style-nya seperti itu.
“Untuk Percik, saya pakai warna biru, kuning, dan oranye. Ini menggambarkan semangat, harapan, dan keceriaan. Agar kita jangan nglokro (patah semangat) di masa pandemi Corona. Harus tetap positive thinking. Semoga kondisi akan kembali seperti semula,” kata Martha.
Samantha Project adalah brand fashion di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur yang berbasis usaha jahit rumahan. Beranjak dari pemikiran Martha yang ingin membuka usaha modiste–jahit busana wanita, namun dengan aktivitas beragam. Menjadi penjahit kekinian, itulah semangat awalnya. Dia menjalankan usaha ini dibantu suaminya, Lukas Adi Prasetya.
Debut dimulai pertengahan tahun 2014. Di masa-masa awal, Martha memakai nama “Modiste Samantha” lantaran mengkhususkan pada jasa jahit busana perempuan. Namun kemudian, Martha juga terjun di ranah tailor (jasa jahit busana pria) meski belum penuh 100 persen. Nama “Samantha Project” dikenalkan saat mengikuti pameran Pop Up Market di kompleks Mal Balikpapan Baru, Oktober 2015 lalu. Terhitung dengan “Percik”, Samantha Project sudah 7 kali menggelar gelaran fashion.
Martha juga beberapa kali menjadi pembicara fashion dan acara-acara anak muda. Kemampuan menjahit Martha sudah diasah sejak kecil karena ibunya penjahit—yang membuka usaha jahit sejak 1968 sampai sekarang di Yogyakarta. Dua kakaknya pun (di Yogyakarta) juga penjahit. Martha yang “menyusul” belakangan setelah sebelumnya sempat bekerja, antara lain sebagai jurnalis selama enam tahun (2005-2011). Dia juga sempat setahun menjadi penulis lepas sesudahnya, dan pernah pula membuat kerajinan manik-manik.
Sebenarnya usaha Samantha ada di dua ranah. Pertama sebagai usaha rumahan yang dikenal dengan nama “Modiste Samantha”, dan melayani jasa jahit baju seperti penjahit lainnya. Kedua, di ranah brand fashion sebagai idealismenya yang dinamakan “Samantha Project”. Di jagat maya, Samantha ada di beberapa media sosial. Akun instagramnya @samanthaproject dan @samantha_project_storehouse. Website ada di www.modistesamantha.com. Sedangkan kanal youtube : Samantha Project.
Samantha Project memang menggarap hal yang tidak banyak digarap atau dilirik usaha sejenis. Misalnya memiliki website berbayar. “Mungkin sedikit sekali usaha jahit di Indonesia yang punya web yang terisi artikel cukup rutin, konsepnya ringan tapi cukup edukatif. Banyak artikel seputar jahit menjahit di website kami,” kata Martha yang belakangan juga disapa dengan Mbak Samantha ini.
Sementara instagram @samanthaproject dan @samantha_project_storehouse , lebih ke postingan aktivitas dan produk. Belakangan yang digarap adalah youtube, sejak April lalu. Samantha Project mencoba bergerak dengan cara baru yang bisa jadi belum pernah ada di dunia perfashionan Balikpapan, maupun Kaltim.
Trunkshow Percik juga sampai ke telinga Abraracourcix, Kepala Suku di Desa Galia. Diutuslah Asterix dan Obelix untuk datang. Cukup jauh jarak antara Galia dan Plaza Balikpapan, tak menyurutkan semangat kedua tokoh kartun andalan Galia itu.
“Bisa nih trunkshow diadakan di Galia. Sepertinya bakal seru. Bosan juga kami karena lama tidak diserang pasukan Romawi. Sepi. Kami jadi kurang kegiatan,” ucap Asterix. Ah.
Siapa tahu ada kostum baru untuk para penduduk Galia, kalau nanti satu saat tentara Romawi menyerang. Biar kompakan kostumnya. Enggak hanya siap menerima serangan, tapi juga penduduk Galia melawan dengan penuh gaya. Juga trendi.
Pasti tentara Romawi enggak kepikiran kalau penduduk Galia semakin ke sini semakin modis dan fashionable. Dalam hal ini, Obelix, karibnya Asterix, tentu punya kepentingan tersendiri. “Cari kostum untuk Obelix, susah. Badannya kegedean sih. Cukup susah nyari baju untuk dia,” kata Asterix.
Hm, baiklah…
1 Response