“PELANGI” PERLAHAN MUNCUL MENGGANTI “MENDUNG” GEGARA PANDEMI

by

Pandemi Covid-19 datang ibarat palu godam. Tak kenal ampun menghantam semua orang dan memporak-porandakan nyaris semua sektor, dalam sekejab. Tak terkecuali sektor industri kreatif, termasuk usaha jasa jahit dan fashion. Acara-acara tiarap. Order jahitan baju, apalagi.

Mbak Samantha pun mengalami. Keinginan berlari kencang di tahun 2020, terpaksa terhenti. Semua memikirkan survive dari Covid. Survive dalam arti sehat badan, juga dalam mengelola finansial. Pendek kata, hanya kebutuhan primer yang pada akhirnya diprioritaskan.

Dari tiga kategori kebutuhan masyarakat : sandang, pangan, papan;  pastilah “sandang” di urutan terakhir. Kalau bisnis kuliner saja banyak yang babak belur, bahkan kolaps, apalagi yang lain. Semua acara termasuk tunangan, resepsi pernikahan, sampai hajatan apapun, stop.

“Jahitan yang sudah masuk, akhirnya tidak terealisasi. Acara-acara terkait ditunda sampai waktu yang tidak ditentukan seiring pembatasan di mana-mana oleh pemerintah guna mencegah penyebaran pandemi,” kata Mbak Samantha.

Kuarter pertama 2020, yang memburuk, ternyata malah bertambah. Mbak Samantha kebingungan. Dapur harus mengepul tapi tidak ada yang dikepulkan. Bikin masker kain kemudian menjadi solusi jangka pendek, saat masker (medis) belum tersedia banyak.

Ketika masker sudah banyak terdistribusi, bahkan banyak dijual di tepi jalan, Mbak Samantha kena imbas. Permintaan masker kain pun berkurang. Memang masih ada, tapi sesekali. “Ada yang senang desain masker Samantha,” katanya.  By the way, penampakan masker style Samantha, ada di artikel lain di web ini, yak.

Order jahit sudah anjlok bebas di bulan kedua pandemi. Lantas bagaimana solusinya? “Solusinya, mantab,” ucap Mbak Samantha. Mantab? Apa itu.. Oh “mantab” ini kependekan dari “MANgan TABungan”. Alias mengikis tabungan. Tentu saja bukan opsi menarik. Karena, ya, mau sampai kapan?

Tapi Mbak Samantha yakin kalau selama badan sehat, maka semua problem masih bisa diatasi. Maka tetap pada jalur, tidak bergeser. Order jahit, satu dua, ibaratnya, tetap ada. Juga beberapa kali order seragam seperti seragam karyawan dan pegawai kafe.

Meski begitu, rentang “chaos” pandemi yang berlangsung sampai akhir 2021,tetap bikin banyak orang terengah-engah. Apalagi pelaku usaha. Kalau daya tahan UMKM hanya diprediksi 3-4 bulan, atau katakanlah setahun, maka di tahun kedua, ya berantakan. Habis amunisinya.

Tidak banyak yang bisa dilakukan, Mbak Samantha mencoba aktivitas lain. Pilihan jatuh ke urusan mengencarkan medsos. Mulai memperbanyak stori, postingan, termasuk menambah konten youtube dengan format yang beda. Dan tentu saja, menggarap web ini.

Di tengah pandemi, Mbak Samantha tetap menyempilkan sejumlah kegiatan. Seperti trunkshow bertajuk “Percik”, jadi juri di lomba “Rancang Mode”,  dan beberapa kali sesi foto : Nataru dan Raya. Oh ya ada lagi : main film. Tentang itu, ada di artikel di web ini ya.

Begitulah “roda jahit” Mbak Samantha menggelinding. Setelah “mendung” hampir dua tahun, akhirnya “pelangi” mulai menampakkkan tanda-tanda muncul di akhir 2021. Seiring pandemi mereda, dan banyak orang sudah divaksin, order jahit mulai mampir.

Awal 2022, tanda-tanda “back to normal” semakin nampak. Memasuki pertengahan tahun (sepertinya) sudah normal. Thanks God. Syukurlah. Dan di tahun 2022, saatnya Samantha, penjahit style kekinian di Balikpapan ini, melanjutkan larinya yang tertunda. Amin..

 

No tags

No Comments Yet.

What do you think?

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.