Penjahit punya perpustakaan? Mengapa tidak ? Bukankah buku adalah jendela dunia ? Jadi, itulah yang dilakukan Modiste Samantha Balikpapan alias Samantha Project. Ada mini library di workshop Samantha !
Beranjak dari kegemaran membaca—dan akhirnya membeli bacaaan, Mbak Samantha lama-lama punya cukup banyak koleksi. Sudah ratusan yang berjejalan di rak, dan 80-an di antaranya adalah bacaan seputar fashion. Dari buku, tabloid, majalah, hingga kamus. Dalam negeri dan juga terbitan luar.
Sebagian bahkan dimiliki sejak sebelum Mbak Samantha buka jasa jahit–akhir 2014 lalu. Sebagian didapat dari hasil “berburu” di pasar buku bekas, toko-toko buku, hingga pameran buku. Sewaktu berkesempatan ke Jepang, tahun 2019 lalu, Mbak Samantha juga melongok deretan buku dan majalah.
Okay, kita kembali “mini library” di workshop Samantha. Koleksi di sana antara lain : The Dress – 100 Ideas That Changed Fashion Forever; Fashion China; Fashion Out of Order; on Fashion, The History of Modern Fashion; The Liberty – Book of Simple Sewing; The Details – Iconic Men’s Accessories; The Fashion Encyclopedia; Sixties Fashion – From ‘Less in More’ to Youthquake; The Party Dress; A Guy’s Guide to Style; 100 Ideas That Changed Street Style; hingga Uniforms of World War II.
Buku lainnya: Jogja Fashion Destination; Natural Dyes; Marga Alam Kebaya; Lurik – Pesona, Ragam dan Filosofi; Penuntun Batik; Cerita Batik; Kebaya si None, Step by Step 37 Gaya – Mari Berkain; A-Z Istilah Fashion; Style Street – Pakai Baju Apa Hari Ini; Busana Tenun Kerja; hingga Ensiklopedia The Heritage of Batik – Identitas Pemersatu Kebanggan Bangsa. Sementara di jajaran majalah, ada Dewi; Female, Her World, dan Cosmo.
“Semakin banyak yang kita baca, semakin banyak kita tahu. Sejak kecil, saya suka baca dan membeli buku. Itulah mengapa setiap ada kesempatan berburu buku, tak saya lewatkan. Buku secara fisik, penting. Belum tergantikan. Meski sekarang era internet memungkinkan kita menelusuri banyak bacaan, dan memungkinkan adanya e-book ,” kata Mbak Samantha.
Mbak Samantha bisa “kalap” kalau ketemu buku. Tak heran, dua event pameran buku skala besar yakni Big Bad Wolf yang digelar di Jogjakarta dan Balikpapan tahun lalu, disambanginya. Kesempatan berburu buku dengan harga lumayan miring, jelas opsi menarik. Apalagi buku-buku apik terbitan luar negeri.
Untuk agenda berburu buku secara rutin, Mbak Samantha biasanya ke Gramedia. Sebulan sekali, biasanya meluncur ke Gramedia Balikpapan. Kalau pas di Samarinda, juga pasti disempatkan mampir Gramedia. “Tidak hanya sebatas mencari buku fashion, sih. Tapi buku apa saja yang saya suka. Kalau sudah mantep, ya beli,” katanya.
Mencari buku via online, juga sesekali dilakukan. Meski cara ini mengasyikkan, tapi bisa dibilang kurang maksimal, karena belum mendapat buku yang diinginkan. “Tetap lebih seru jika berburu buku secara langsung. Karena bisa memegang dan membaca sepintas,” tambahnya.
Meski bukunya sudah lumayan banyak, Mbak Samantha tetap akan berburu buku. Saat ini buku-buku sudah mengisi dua rak di rumahnya. Bacaan-bacaan fashion berdampingan dengan buku genre lain, dari buku seni, novel, komik, biografi tokoh, hingga majalah militer.
Eh, by the way, ada cerita menarik. Jadi gini, Mbak Samantha kadang menemukan hal tidak terduga. Misalnya ketika menjumpai buku Uniforms of World War II di pameran. Sejatinya itu kan termasuk buku militer atau sejarah. Tapi ternyata berkaitan pula dengan fashion, meski (mungkin) tidak secara langsung.
“Di buku itu ditampilkan seragam tentara negara-negara yang terlibat di Perang Dunia II. Ternyata isinya menarik dan bisa jadi sumber inspirasi. Enggak menyangka juga kok ada buku itu, dan gembira ketika menemukannya. Surprise banget,” kata Mbak Samantha.
Ah, jadi semakin menarik saja nih ngobrol tentang buku fashion. Kapan-kapan kita sambung lagi di artikel selanjutnya. Oya, ada kabar gembira nih, bagi yang suka baca. Pelanggan jahit modiste Samantha bisa baca di tempat koleksi buku-buku di workshop Samantha. Begitulah. Salam Samantha.
